Kasih Komentar ya


Yuk Chat

Kalender

Arabic Keyword

Kalender Hijriah

Pengunjung

website stats

tukeran link

Image Hosted by ImageShack.us

User Visit

Ikhtilat-nya Sang Aktivis Kenapa terjadi ?!?!


Hudzaifah.org -

"Dia ikhwan ya? Tapi kok kalau bicara sama akhwat dekat sekali?," tanya seorang akhwat kpd temannya karena ia sering melihat seorg aktivis rohis yg bila berbicara dgn lawan jenis, sgt dekat posisi tubuhnya.
"Mbak, akhwat yg itu sudah menikah? Kok akrab sekali sama ikhwan itu?," tanya sang mad'u kepada murabbinya karena ia sering melihat 2 aktivis rohis itu kemana-mana selalu bersama sehingga terlihat seperti pasangan yg sudah menikah.
"Duh? ngeri, lihat itu? ikhwan-akhwat berbicaranya sangat dekat??," ujar seorang akhwat kepada juniornya, dgn wajah resah, ketika melihat ikhwan-akhwat di depan masjid yg tak jauh beda seperti orang berpacaran.
"Si fulan itu ikhwan bukan yah? Kok kelakuannya begitu sama akhwat?," Tanya seorang akhwat penuh keheranan.

Demikianlah kejadian yg sering dipertanyakan

Pelanggaran batas2 pergaulan ikhwan-akhwat masih saja terjadi & hal itu bisa disebabkan karena:
1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat.
2. Sudah mengetahui, namun belum memahami.
3. Sudah mengetahui namun tidak mau mengamalkan.
4. Sudah mengetahui dan memahami, namun tergelincir karena lalai.

bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk menghiasi penampilan luar kita dgn jilbab lebar warna warni atau dgn berjanggut & celana mengatung, namun kita lupa menghiasi akhlak. Kita sibuk berhiaskan simbol-simbol Islam namun lupa substansi Islam. Kita berkutat menghafal materi Islam namun tidak fokus pada tataran pemahaman & amal.


Sesungguhnya panggilan 'ikhwan' / 'akhwat' adalah panggilan persaudaraan.
'Ikhwan' artinya adalah saudara laki-laki, 'akhwat' adalah saudara perempuan. Namun di ruang lingkup aktivis rohis, ada dikhotomi bahwa gelar itu ditujukan untuk orang2 yg berjuang menegakkan agama-Nya, yg islamnya shahih, syamil, lurus fikrahnya, akhlaknya baik. Atau bisa dikonotasikan dengan jamaah. Maka tidak heran bila terkadang dipertanyakan ke-'ikhwanan'-nya atau ke-'akhwatan'-nya bila belum bisa menjaga batas2 pergaulan (hijab) ikhwan-akhwat.

Aktivis sekuler tak lagi segan !!!
Seorang ustadz bercerita bahwa ada aktivis sekuler yg berkata kepadanya, "Ustadz, dulu saya salut pada orang2 rohis karena bisa menjaga pergaulan ikhwan-akhwat, namun kini mereka sama saja dgn kami. Kami jadi tak segan lagi."
Ungkapan aktivis sekuler di atas dpt menohok kita selaku jundi2 yg ingin memperjuangkan agama-Nya. Menjaga pergaulan dgn lawan jenis memang bukanlah hal mudah karena fitrah laki-laki adalah mencintai wanita, demikian pula sebaliknya. Hanya dgn keimanan yg kokoh & mujahadah sajalah yg membuat seseorang dapat istiqomah menjaga batas-batas ini.

Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat
Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran yang masih sering terjadi:
1. Pulang Berdua
Usai rapat acara rohis, karena pulang ke arah yg sama maka akhwat pulang bersama di mobil ikhwan. Ber2 saja, musik yg diputar masih lagu dari Peterpan pula ataupun lagu2 cinta lainnya.
2. Rapat Berhadap-Hadapan
Rapat dgn posisi berhadap2an seperti ini sangatlah 'cair' & rentan ikhtilath. Alangkahbaiknya - bila belum mampu menggunakan hijab - dibuat jarak yg cukup antara ikhwan-akhwat.
3. Tidak Menundukkan Pandangan (Gadhul Bashar)
Bukankah ada pepatah yg mengatakan, "Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati". Maka jgn kita ikuti seruan yg mengatakan, "Ah, tidak perlu gadhul bashar, yg penting kan jaga hati!" Namun, tentu aplikasinya tidak harus dgn cara selalu menunduk ke tanah sampai2 menabrak dinding. Mungkin dapat disiasati dengan melihat ujung-ujung jilbab atau mata semu/samping.
4. Duduk/ Jalan Berduaan
Duduk ber2 di taman kampus tuk berdiskusi Islam (mungkin). Namun apapun alasannya, bukankah masyarakat kampus tdk ambil pusing dgn apa yg sedang didiskusikan karena yg terlihat di mata mereka adalah aktivis ber2an, titik. Menutup pintu fitnah ini adalah langkah terbaik.
5. "Men-tek" Untuk Menikah
"Bagaimana, ukh? Tapi nikahnya 3 tahun lagi. Habis, ana takut antum diambil orang." Sang ikhwan belum lulus kuliah sehingga 'men-tek' seorang akhwat untuk menikah karena takut kehilangan, padahal tak jelas juga kapan akan menikahnya. Hal ini sangatlah riskan.
6. Telfon Tidak Urgen
Menelfon dan mengobrol tak tentu arah, yang tak ada nilai urgensinya.
7. SMS Tidak Urgen
Saling berdialog via SMS mengenai hal-hal yang tak ada kaitannya dengan
da'wah, sampai-sampai pulsa habis sebelum waktunya.
8. Berbicara Mendayu-Dayu
"Deuu si akhiii, antum bisa aja deh?.."ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil & terdengar sedikit manja.
9. Bahasa Yang Akrab
Via SMS, via kertas, via fax, via email ataupun via YM. Message yg disampaikan begitu akrabnya, "Oke deh Pak fulan, nyang penting rapatnya lancar khaaan. Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh :)." Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya.
Walau ini hanya bahasa tulisan, namun dpt membekas di hati si penerima atau si pengirim sendiri.
10. Curhat
"Duh, bagaimana ya?., ane bingung nih, banyak masalah begini ? & begitu, akh?." Curhat ber2an akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian menimbulkan permainan hati yg bisa menganggu tribulasi da'wah. Apatah lagi bila yg dicurhatkan tdk ada sangkut pautnya dgn da'wah.
11 Yahoo Messenger/Chatting Yang Tidak Urgen
YM termasuk fasilitas. Tidaklah berdosa bila ingin menyampaikan hal2 penting di sini. Namun menjadi bermasalah bila topik pembicaraan melebar kemana-mana & tidak fokus pd da'wah karena khalwat virtual bisa saja terjadi.
12. Bercanda ikhwan-akhwat
"Biasa aza lagi, ukhtiii? hehehehe," ujar seorang ikhwan sambil tertawa. Bahkan mungkin karena terlalu banyak syetan di sekeliling, sang akhwat hampir saja mencubit lengan sang ikhwan.

Dalil untuk nomor 1-5:
a. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kpd Allah & hari akhir, maka jgn sekali2 dia bersendirian dgn seorg perempuan yg tdk bersama mahramnya, karena yg ke3nya ialah syaitan." (HR.Ahmad)
b. Allah SWT berfirman, "Katakanlah kpd org laki-laki yg beriman, 'Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya??"(QS.24: 30)
c. Allah SWT berfirman, "Katakanlah kpd wanita yg beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, & memelihara kemaluannya??" (QS.24: 31)
d. Rasulullah SAW bersabda, "Pandangan mata adalah salah 1 dari panah2 iblis,barangsiapa menundukkannya karena Allah, maka akan dirasakan manisnya iman dlm hatinya."
e. Rasulullah saw. Bersabda, "Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan yg 1 dgn pandangan yg lain. Engkau hanya boleh melakukan pandangan yg pertama, sedang pandangan yg ke2 adalah resiko bagimu." (HR Ahmad)

Dalil untuk nomor 6-12:
"... Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yg ada penyakit di dalam hatinya..." (Al Ahzab: 32)


Penutup
Di dalam Islam, pergaulan laki-laki & perempuan sangatlah dijaga. Kewajiban berjillbab, menundukkan pandangan, tidak khalwat (ber2an), tidak ikhtilath (bercampur baur), tidak tunduk dalam berbicara (mendayu-dayu) dan dorongan Islam untuk segera menikah, itu semua adalah penjagaan tatanan kehidupan sosial muslim agar terjaga kehormatan dan kemuliaannya.
Kehormatan seorang muslim sangatlah dipelihara di dalam Islam, sampai-sampai untuk mendekati zinanya saja sudah dilarang. "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yg keji dan suatu jalan yg buruk." (QS. Al Isra:32).
Pelanggaran di atas dapat dikategorikan kepada hal-hal yang mendekati zina karena jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan mengarah pada zina yang sesungguhnya, na'udzubillah.

Maka, bersama2 saling menjaga pergaulan ikhwan-akhwat. Wahai akhwat?., jagalah para ikhwan. wahai ikhwan?., jagalah para akhwat. Jagalah agar tdk terjerumus ke dlm kategori mendekati zina.


"Ya Rabbi?, istiqomahkanlah kami di jalan-Mu. Jangan sampai kami tergelincir ataupun terkena debu2 yg dapat mengotori perjuangan kami di jalan-Mu, yg jika saja Engkau tak tampakkan kesalahan2 itu pada kami sekarang, niscaya kami tak menyadari kesalahan itu selamanya. Ampunilah kami ya Allah�.

Tolonglah kami membersihkannya hingga dapat bercahaya kembali cermin hati kami.

Kabulkanlah ya Allahï