Kasih Komentar ya


Yuk Chat

Kalender

Arabic Keyword

Kalender Hijriah

Pengunjung

website stats

tukeran link

Image Hosted by ImageShack.us

User Visit

Hujan dan Salju di Pakistan, Tewaskan 31 Orang


Badai salju bukan hanya melanda Iran tapi juga melanda sebagian wilayah Pakistan yang menyebabkan korban meninggal dunia bertambah 20 orang. Hujan salju terparah terjadi di wilayah utara Pakistan.

Dilaporkan, tujuh anggota para militer Chitral Scouts tewas, ketika longsoran salju menimpa pos mereka yang berlokasi di distrik Chitral, bagian dari wilayah North-Western Frontier Province-NWFP. Wilayah itu membentang di bawah kaki gunung Tirich Mir, puncak tertinggi dari pegunungan Hindu Kush yang berketinggian 25. 289 kaki. Selain itu, tujuh orang tentara diselamatkan dari reruntuhan dan jebakan salju.

Di desa Kaghan masih di provinsi yang sama, sekitar 50. 000 warga terisolasi, karena longsoran salju menutup jalan-jalan keluar dari desa itu. Kondisi cuaca yang buruk menyebabkan upaya untuk membersihkan jalan dari longsoran salju terhambat.

Di distrik Mansehra, dua perempuan dilaporkan karena tertimpa atap rumah mereka akibat hujan yang yang sangat deras. Di Sahiwal, propinsi Punjab, lima orang tewas akibat cuaca dingin. Kabut tebal di kawasan itu juga menyebabkan terjadinya sejumlah kecelakaan lalu llintas. Sedikitnya tiga orang tewas akibat sebuah mini van bertabrakan dengan becak motor. Suhu udara yang mendekati titik beku, dilaporkan juga menewaskan tiga orang di distrik Rahim Yar Khan

Dengan demikian, selama empat hari ini, jumlah korban tewas akibat hujan deras dan salju di Pakistan menjadi 31 orang. (ln/presstv)
Sumber :Eramuslim.com

Selengkapnya......

Warga Baghdad Merasakan Hujan Salju, Efek Perubahan Iklim Global?


Warga kota Baghdad, ibukota Irak, dikejutkan oleh turunnya hujan salju.

Hujan salju yang terjadi hari Jumat, menjelang akhir pekan kemarin, menurut lembaga pemantau cuaca di Negeri 1001 Malam itu, merupakan peristiwa yang baru pertama kalinya terjadi di Irak dalam kurun waktu 100 tahun terakhir.

Hujan salju dengan kapastitas ringan juga dirasakan warga di Iraq bagian tengah dan barat, sehingga temperatur udara di wilayah-wilayah itu mencapai 0 derajat Celsius bahkan mencapai angka di bawah nol.

Sejumlah warga di kota Baghdad yang terpukau dengan hujan salju ini mengungkapkan, butiran salju halus mulai turun menjelang malam dan langsung mencair begitu menyentuh tanah. Hujan salju berlangsung semalaman dan baru berhenti pada pukul 09. 00 pagi.

Dalam keterangannya, departemen meteorologi Irak mengatakan bahwa untuk pertama kalinya selama satu abad ini, salju turun di Baghdad. Hujan salju terjadi sebagai akibat dari pertemuan antara dua aliran udara, udara hangat dan udara dingin.

"Kedua aliran udara itu bertemu di atas wilayah Irak, sehingga terjadi hujan salju, " kata Direktur Departemen Meteorologi Irak, Dawood Shakir seperti dilansir AFP.

Menurut Shakir, hujan salju di Baghdad besar kemungkinan karena dampak perubahan iklim. "Ini sungguh aneh. Baghdad, sepanjang sejarahnya tidak pernah melihat salju turun. Hujan salju ini terkait dengan perubahan iklim yang terjadi di mana-mana. Kami menemukan ada beberapa tempat di dunia yang sejatinya tempat yang hangat, berubah menjadi tempat yang dingin, " tukas Shakir. (ln/al-arby)

sumber : Eramuslim.com

Selengkapnya......

Merancang Hidup Lebih Baik

Hikmah Tahun Baru Islam:
Setiap memasuki tahun baru Islam, kita hendaknya memiliki
semangat baru untuk merancang dan melaksanakan hidup ini
secara lebih baik. ''Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang
kaya raya.'' Kalimat itu diucapkan seorang sahabat Rasulullah,
Sa'ad bin Rabi, kepada sahabat lainnya, Abdurrahman bin 'Auf. Sa'ad
tak bermaksud pamer dan sombong, tapi hendak meyakinkan Abdurrahman
agar mau menerima tawarannya.
''Silakan pilih separuh hartaku dan ambillah,'' tegas Saad. Tidak hanya itu,
Saad menambah penawarannya. ''Aku pun mempunyai dua orang istri,
coba perhatikan yang lebih menarik perhatian Anda, akan kuceraikan ia
hingga Anda dapat memperistrinya.'' Abdurrahman menolak halus tawaran
tulus nan menggiurkan itu. Malah ia minta ditunjukkan letak pasar.
Ia menolak ikan, tapi mau kail agar bisa memancing sendiri.


''Semoga Allah memberkati Anda, istri, dan harta Anda. Tunjukkanlah
letak pasar agar aku dapat berniaga.'' jawabnya. Rekaman peristiwa dan
dialog antara Sa'ad dan Abdurrahman itu, sebagaimana diriwayatkan
Anas bin Malik, terjadi saat Rasulullah SAW mempersaudarakan kaum
Muhajirin dan Anshar di Madinah. Saad adalah penduduk Madinah,
sedangkan Abdurrahman termasuk kaum Muhajirin. Saad bukan satu-satunya
kaum Anshar yang menjadi penolong kaum Muhajirin.

Dengan semangat persaudaraan Islam, saat umat Islam Makkah hijrah
ke Madinah bersama Rasulullah, umat Islam Madinah dengan suka-cita
menyambut kaum pendatang, memberi bantuan, dan bersama-sama
membangun negeri Islam Madinah. Keindahan ukhuwah Islamiyah kaum
Muslimin generasi awal itu, antara Anshar dan Muhajirin, seakan tampak
di pelupuk mata ketika kita memasuki Tahun Baru Islam 1425 Hijriyah,
hari Minggu (22 Februari 2004 M).

Kita pun seyogianya menggali kembali hikmah yang terkandung di balik
peristiwa hijrah yang dijadikan momentum awal perhitungan Tahun Hijriyah
ini.
Tahun hijriyah mulai diberlakukan pada masa Khalifah Umar bin Khattab.
Sistem penanggalan Islam itu tidak mengambil nama 'Tahun Muhammad'
atau 'Tahun Umar'. Artinya, tidak mengandung unsur pemujaan seseorang
atau penonjolan personifikasi, tidak seperti sistem penanggalan Tahun
Masehi yang diambil dari gelar Nabi Isa, Al-Masih (Arab) atau Messiah
(Ibrani).

Tidak juga seperti sistem penanggalan Bangsa Jepang, Tahun Samura,
yang mengandung unsur pemujaan terhadap Amaterasu O Mi Kami
(dewa matahari) yang diproklamasikan berlakunya untuk mengabadikan
kaisar pertama yang dianggap keturunan Dewa Matahari, yakni Jimmu Tenno
(naik tahta tanggal 11 pebruari 660 M yang dijadikan awal perhitungan
Tahun Samura). Atau penangalan Tahun Saka bagi suku Jawa yang
berasal dari Raja Aji Saka.

Menurut dongeng atau mitos, Aji Saka diyakini sebagai raja keturunan
dewa yang datang dari India untuk menetap di Tanah Jawa. Penetapan
nama Tahun Hijriyah (al-Sanah al-Hijriyah) merupakan kebijaksanaan
Khalifah Umar. Seandainya ia berambisi untuk mengabadikan namanya
dengan menamakan penanggalan itu dengan Tahun Umar sangatlah mudah
baginya melakukan itu. Umar tidak mementingkan keharuman namanya
atau membanggakan dirinya sebagai pencetus ide sistem penanggalaan
Islam itu.

Ia malah menjadikan penanggalan itu sebagai jaman baru pengembangan
Islam, karena penanggalan itu mengandung makna spiritual dan nilai
historis
yang amat tinggi harganya bagi agama dan umat Islam. Selain Umar, orang
yang berjasa dalam penanggalan Tahun Hijriyah adalah Ali bin Abi Thalib.
Dialah yang mencetuskan pemikiran agar penanggalan Islam dimulai
penghitungannya dari peristiwa hijrah, saat umat Islam meninggalkan
Makkah menuju Yatsrib (Madinah).

Dalam buku Kebangkitan Islam dalam Pembahasan (1979), Sidi Gazalba,
cendekiawan Islam asal Malaysia, menuliskan, ''Dipandang dari ilmu
strategi,
hijrah merupakan taktik. Strategi yang hendak dicapai adalah
mengembangkan
iman dan mempertahankan kaum mukminin.'' Hijrah adalah momentum
perjalanan menuju Daulah Islamiyah yang membentuk tatanan masyarakat
Islam, yang diawali dengan eratnya jalinan solidaritas sesama Muslim
(ukhuwah Islamiyah) antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar.

Jalinan ukhuwah yang menciptakan integrasi umat Islam yang sangat kokoh
itu telah membawa Islam mencapai kejayaan dan mengembangkan sayapnya
ke berbagai penjuru bumi. Kaum Muhajirin-Anshar membuktikan, ukhuwah
Islamiyah bisa membawa umat Islam jaya dan disegani. Bisa dimengerti,
jika
umat Islam dewasa ini tidak disegani musuh-musuhnya, menjadi umat yang
tertindas, serta menjadi bahan permainan umat lain, antara lain akibat
jalinan
ukhuwah Islamiyah yang tidak seerat kaum Mujahirin-Anshar.
Dari situlah mengapa konsep dan hikmah hijrah perlu dikaji ulang dan
diamalkan oleh umat Islam. Setiap pergantian waktu, hari demi hari
hingga
tahun demi tahun, biasanya memunculkan harapan baru akan keadaan yang
lebih baik. Islam mengajarkan, hari-hari yang kita lalui hendaknya
selalu lebih
baik dari hari-hari sebelumnya. Dengan kata lain, setiap Muslim dituntut
untuk
menjadi lebih baik dari hari ke hari. Hadis Rasulullah yang sangat
populer
menyatakan, ''Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, adalah
orang yang beruntung.
Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi, dan jika hari ini
lebih jelek dari kemarin, adalah orang celaka.'' Oleh karena itu, sesuai
dengan QS 59:18, ''Hendaklah setiap diri memperhatikan (melakukan
introspeksi) tentang apa-apa yang telah diperbuatnya untuk menghadapi
hari esok (alam akhirat).'' Pada awal tahun baru hijriyah ini, kita bisa
merancang hidup agar lebih baik dengan hijrah, yakni mengubah
perilaku buruk menjadi baik, melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya.
''Muhajir adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah,''
sabda Rasulullah. Kita ubah ketidakpedulian terhadap kaum lemah
menjadi sangat peduli dengan semangat zakat, infak, dan sedekah.
Selain itu juga mengubah permusuhan dan konflik menjadi persaudaraan
dan kerjasama, mengubah pola hidup malas-malasan menjadi giat bekerja,
mengubah hidup pengangguran dan peminta-minta menjadi pekerja mandiri,
dan tidak bergantung pada belas kasih orang lain.
Lihat saja teladan Abdurrahman bin Auf dengan semangat wirausahanya.
Ia memilih berdagang untuk mencari nafkah hidupnya ketimbang menerima
belas kasihan orang lain. Tidak kalah pentingnya, tahun ini kita harus
hijrah
pilihan politik, dari parpol dan politisi busuk kepada parpol dan
politisi harum,
dari rezim korup dan zalim kepada pembentukan pemerintahan Islami yang
bersih.
Dengan kekuatan iman dan keeratan ukhuwah Islamiyah seperti kaum
Muhajirin dan Anshar, umat Islam bisa kuat dan bahu-membahu memenangkan
partai Allah (hizbullah) yang menegakkan syiar Islam berasaskan tauhid
dan
ukhuwah, bukan memenangkan partai setan (hizbusy syaithon) yang
mengibarkan bendera kebatilan.
Wallahu a'lam. Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1428 Hijriyah.


Selengkapnya......

Kupu - kupu

Suatu ketika, terdapat seorang pemuda di tepian telaga. Ia tampak termenung. Tatapan matanya kosong, menatap hamparan air di depannya. Seluruh penjuru mata angin telah di lewatinya, namun tak ada satupun titik yang membuatnya puas. Kekosongan makin senyap, sampai ada suara yang menyapanya. Ada orang lain disana.

"Sedang apa kau disini anak muda?" tanya seseorang. Rupanya ada seorang kakek tua. "Apa yang kau risaukan..?" Anak muda itu menoleh ke samping, "Aku lelah Pak Tua. Telah berkilo-kilo jarak yang kutempuh untuk mencari kebahagiaan, namun tak juga kutemukan rasa itu dalam diriku. Aku telah berlari melewati gunung dan lembah, tapi tak ada tanda kebahagiaan yang hadir dalam diriku. Kemana kah aku harus mencarinya? Bilakah kutemukan rasa itu?"


Kakek Tua duduk semakin dekat, mendengarkan dengan penuh perhatian. Di pandangnya wajah lelah di depannya. Lalu, ia mulai bicara, "Di depan sana, ada sebuah taman. Jika kamu ingin jawaban dari pertanyaanmu, tangkaplah seekor kupu-kupu buatku. Mereka berpandangan. "Ya...tangkaplah seekor kupu-kupu buatku dengan tanganmu" sang Kakek mengulang kalimatnya lagi.

Perlahan pemuda itu bangkit. Langkahnya menuju satu arah, taman. Tak berapa lama, dijumpainya taman itu. Taman yang yang semarak dengan pohon dan bunga-bunga yang bermekaran. Tak heran, banyak kupu-kupu yang berterbangan disana. Sang kakek, melihat dari kejauhan, memperhatikan tingkah yang diperbuat pemuda yang sedang gelisah itu.

Anak muda itu mulai bergerak. Dengan mengendap-endap, ditujunya sebuah sasaran. Perlahan. Namun, Hap! sasaran itu luput. Di kejarnya kupu-kupu itu ke arah lain. Ia tak mau kehilangan buruan. Namun lagi-lagi. Hap!. Ia gagal. Ia mulai berlari tak beraturan. Diterjangnya sana-sini. Ditabraknya rerumputan dan tanaman untuk mendapatkan kupu-kupu itu. Diterobosnya semak dan perdu di sana. Gerakannya semakin liar.

Adegan itu terus berlangsung, namun belum ada satu kupu-kupu yang dapat ditangkap. Sang pemuda mulai kelelahan. Nafasnya memburu, dadanya bergerak naik-turun dengan cepat. Sampai akhirnya ada teriakan, "Hentikan dulu anak muda. Istirahatlah." Tampak sang Kakek yang berjalan perlahan. Ada sekumpulan kupu-kupu yang berterbangan di sisi kanan-kiri kakek itu. Mereka terbang berkeliling, sesekali hinggap di tubuh tua itu.

"Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Berlari dan menerjang? Menabrak-nabrak tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau rusak?" Sang Kakek menatap pemuda itu. "Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu. Semakin kau terjang, semakin ia akan menghindar. Semakin kau buru, semakin pula ia pergi dari dirimu."

"Namun, tangkaplah kupu-kupu itu dalam hatimu. Karena kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam, atau sesuatu yang dapat kau simpan. Carilah kebahagiaan itu dalam hatimu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. Ia tak akan lari kemana-mana. Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri."


Kakek Tua itu mengangkat tangannya. Hap, tiba-tiba, tampak seekor kupu-kupu yang hinggap di ujung jari. Terlihat kepak-kepak sayap kupu-kupu itu, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Pesonanya begitu mengagumkan, kelopak sayap yang mengalun perlahan, layaknya kebahagiaan yang hadir dalam hati. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya.

***

Mencari kebahagiaan adalah layaknya menangkap kupu-kupu. Sulit, bagi mereka yang terlalu bernafsu, namun mudah, bagi mereka yang tahu apa yang merekacari. Kita mungkin dapat mencarinya dengan menerjang sana-sini,menabrak sana-sini, atau menerobos sana-sini untuk mendapatkannya. Kita dapat saja mengejarnya dengan berlari kencang, ke seluruh penjuru arah. Kita pun dapat meraihnya dengan bernafsu, seperti menangkap buruan yang dapat kita santap setelah mendapatkannya.

Namun kita belajar. Kita belajar bahwa kebahagiaan tak bisa di dapat dengan cara-cara seperti itu. Kita belajar bahwa bahagia bukanlah sesuatu yang dapat di genggam atau benda yang dapat disimpan. Bahagia adalah udara, dan kebahagiaan adalah aroma dari udara itu. Kita belajar bahwa bahagia itu memang ada dalam hati. Semakin kita mengejarnya, semakin pula kebahagiaan itu akan pergi dari kita. Semakin kita berusaha meraihnya, semakin pula kebahagiaan itu akan menjauh.

Cobalah temukan kebahagiaan itu dalam hatimu. Biarkanlah rasa itu menetap, dan abadi dalam hati kita. Temukanlah kebahagiaan itu alam setiap langkah yang kita lakukan. Dalam bekerja, dalam belajar, dalam menjalani hidup kita. Dalam sedih, dalam gembira, dalam sunyi dan dalam riuh. Temukanlah bahagia itu, dengan perlahan, dalam tenang, dalam ketulusan hati kita.

Kita percaya, bahagia itu ada dimana-mana. Rasa itu ada di sekitar kita. Bahkan mungkin, bahagia itu "hinggap" di hati kita, namun kita tak pernah memperdulikannya. Mungkin juga, bahagia itu berterbangan di sekeliling kita, namun kita terlalu acuh untuk menikmatinya.

Selengkapnya......

Fathimah Az zahra dan Mesin Penggilingan

Suatu hari masuklah Rasulullah Shalallhu Alaihi Wa Sallam menemui anandanya Fathimah az-zahra Radhiallahu anha. Didapatinya anandanya sedang menggiling syair (sejenis padi-padian) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis.

Rasulullah SAW bertanya pada anandanya, "apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Fathimah?, semoga Allah SWT tidak menyebabkan matamu menangis". Fathimah Radhiallahu anha berkata, "ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan rumah tanggalah yang menyebabkan ananda menangis". Lalu duduklah Rasulullah di sisi anandanya.

Fathimah Radhiallahu anha. melanjutkan perkataannya, "ayahanda sudikah kiranya ayahanda meminta ‘aliy (suaminya) mencarikan ananda seorang jariah untuk menolong ananda menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah".

Mendengar perkataan anandanya ini maka bangunlah Rasulullah mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya diucapkannya "Bismillaahirrahmaanirrahiim".

Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah. Rasulullah meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk anandanya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya seraya bertasbih kepada Allah dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.

Rasulullah berkata kepada gilingan tersebut, "berhentilah berputar dengan izin Allah ", maka penggilingan itu berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata.

Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, "ya Rasulullah , demi Allah Tuhan yang telah menjadikan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah suatu ayat yang berbunyi : (artinya)

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan".

Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi batu yang masuk ke dalam neraka. Rasulullah kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu, "bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fathimah az-zahra di dalam sorga". Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia.

Rasulullah bersabda kepada anandanya, "jika Allah menghendaki wahai Fathimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.

Ya Fathimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka Allah menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat.

Ya Fathimah perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya maka Allah menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit.

Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang.

Ya Fathimah, perempuan mana yang menghalangi hajat tetangga-tetangganya maka Allah akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar pada hari kiamat.

Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridhaan suami terhadap istrinya. Jikalau suamimu tidak ridha denganmu tidaklah akan aku do’akan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahwa ridha suami itu daripada Allah dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah ?.

Ya Fathimah, apabil seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah akan mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni berperang sabil.

Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman sorga, dan Allah akan mengkaruniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.

Perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah akan memakaikannya sepersalinan pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikaruniakan Allah untuknya seribu pahala haji dan umrah.

Ya Fathimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah akan memandangnya dengan pandangan rahmat.

Ya Fathimah perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau tempat untuk berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit (malaikat), "teruskanlah ‘amalmu maka Allah telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang akan datang".

Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyak-kan rambut suaminya dan janggutnya dan memotongkan kumisnya serta menggunting kukunya maka Allah akan memberinya minuman dari sungai-sungai sorga dan Allah akan meringankan sakarotulmaut-nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman sorga seta Allah akan menyelamatkannya dari api neraka dan selamatlah ia melintas di atas titian Shirat".
Sumber :http://muslimah.blogsome.com/

Selengkapnya......